Senin, 09 November 2009

Grace (2009)

Tahun ini, ada dua film horror-thriller yang harus masuk dalam catatan "wajib tonton" kita. Yang pertama adalah Orphan dan yang kedua adalah film ini. Mengapa?

Orphan adalah sebuah film thriller dengan ending-twist yang mengejutkan. Tema yang diusung pun cukup kontroversial dan mengejutkan banyak orang.

Sedangkan film Grace, juga sama kontroversialnya. Tema yang diangkatnya pun bikin merinding siapapun yang sudah menontonnya. Jika ada Penghargaan untuk Kategori Film Horror / Thriller terbaik tahun ini, saya yakin salah satu dari kedua film itu bisa memperolehnya.

Mari kita bicara soal film Grace. Film yang disutradarai Paul Solet ini awalnya adalah sebuah film pendek yang dibintangi oleh Liza Weil dan Brian Austin Green (naskah dan penyutradaraan dikerjakan oleh Paul Solet), dan beredar secara terbatas di ajang festival film horror Fangoria Weekend of Horrors, Juni 2006 silam. Melihat animo penonton yang besar dalam film itu, maka berbekal modal yang diperoleh dari festival itu, Paul Solet mengembangkan cerita film ini menjadi film panjang berdurasi 85 menit.

Ceritanya memang gak lazim : Sepasang suami-istri Michael Matheson (diperani Stephen Park) dan istrinya yang hamil tua, Madeline (Jordan Ladd) mengalami kecelakaan lalu-lintas. Michael meninggal dunia, dan Madeline selamat. Dalam pemeriksaan, dokter menemukan kalau bayi dalam kandungan Madeline telah meninggal. Karena itu Madeline diminta menggugurkan kandungannya itu. Madeline menolak kenyataan bahwa bayinya telah meninggal.

Dibantu oleh seorang bidan bernama Patricia, Madeline berjuang untuk menghidupkan bayinya lagi. Perjuangannya berhasil. Sang bayi akhirnya hidup dan dapat lahir dengan normal. Namun, bayi yang dinamakan Grace itu ternyata tidak mampu menerima ASI (air susu ibu) yang diberikan ibunya. Di tengah kefrustrasian karena tidak mampu menyuapi anaknya, secara tidak sengaja Grace melukai payudara ibunya. Darah keluar deras, dan Grace dengan lahap meminum darah ibunya.

Menyadari bahwa Grace hanya mau minum darah, Bidan Patricia membeli daging sapi segar dan memeras darah daging itu lalu memasukkannya ke dalam botol. Tapi Grace tidak bisa meminum darah sapi dan hanya mau meminum darah ibunya. Daripada Madeline mati kehabisan darah, tidak ada jalan lain yang bisa dilakukan selain mencari korban untuk diambil darahnya guna memenuhi keinginan si bayi. Maka Madeline dan Bidan Patricia pun mulai mencari korban untuk dihabisi dan darahnya disedot untuk diberikan pada Grace. Bahkan dokter keluarga mereka, Dr. Sloan, dan mertua Madeline pun ikut jadi korban keganasan Madeline dan Bidan Patricia.

Di akhir film, diceritakan Patricia dan Madeline telah berubah penampilan. Mereka melarikan diri , menghindari kejaran polisi karena telah terbukti membunuh orang untuk diambil darahnya dan diberikan pada Grace. Di saat pelarian itu, Grace sudah berusia lebih dari tiga bulan. Giginya telah tumbuh. Dia sekarang tidak hanya butuh darah, tetapi juga makanan padat.

Film ini mendapat sambutan yang hangat dari para penonton, terutama penonton Amerika karena film ini mengusung tema dan konsep feminisme serta perilaku dan interaksi antara bayi dan ibunya. Walau salah satu tujuan pembuatan film ini adalah untuk memberikan penjelasan manfaat dan kegunaan dari Air Susu Ibu pada Bayi, namun film ini mengundang kontroversi dan protes karena disajikan dengan gaya yang sangat "menyeramkan" dan "sedikit" brutal. Tidak sedikit orang yang merasa miris ketakutan saat menontonnya. Bahkan tercatat dua orang penonton pingsan saat menyaksikan pemutaran film ini di Festival Film Sundance beberapa waktu lalu.

Secara garis besar, film ini memiliki kualitas yang sangat baik. Disajikan dengan sederhana, namun cukup mengundang decak kagum dan takut.

Anda punya nyali untuk menonton film horror-thriller yang super seram? Cobain film ini.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar