Minggu, 29 November 2009

Murderer (2009) - The Scariest Thriller of Aaron Kwok

Dari semua film yang pernah diperani Aaron Kwok, film ini merupakan film pertama yg - menurut saya - paling mengerikan yg pernah dibintanginya. Brutal. Penuh darah. Dan sangat menakutkan.

Film ini diawali dengan adegan yang cukup mengejutkan. Di Apartemen Peninsula-Hongkong, seorang polisi bernama Tang tiba-tiba terhempas jatuh dengan tubuh penuh darah. Saat dia akan berdiri, tiba-tiba... krak... kakinya patah dan dia terjerembab jatuh ke lantai. Sementara di lantai 7, terbaring Detektif Ling (Aaron Kwok), tidak sadarkan diri.

Saat keduanya dibawa ke rumah sakit, Detektif Tang shock dan koma, sedangkan Detektif Ling amnesia. Dia tidak ingat kejadian beberapa saat sebelumnya. Dia kemudian diberi tahu bahwa Detektif Tang adalah korban ketiga dari pembunuh gila yang hobi mengebor tubuh korbannya. Dia masih bernasib mujur karena masih hidup. Dua korban sebelumnya tewas dalam kondisi tubuh bolong dan kehabisan darah.

Demi membalaskan dendam dan menuntaskan kasus, Detektif Tang bertekad utk menangkap sang pelaku. Namun, semakin dalam dia menyidiki kasus, semakin banyak fakta yang mengarah padanya. Benarkah Detektif Tang pelakunya?

Film ini memiliki kemiripan tema dengan film Orphan yg dibuat di Hollywood. Walau demikian, Murderer jauh lebih unggul dari segi sinematografi yg berdarah-darah dengan ending twist yang benar-benar mengejutkan. Ceritanya pun mengalir dengan sangat cepat, dan sangat lugas. Akting Aaron Kwok pun benar2 optimal, krn mampu menciptakan aura kengerian yg sangat pekat, bahkan sebelum penonton menonton filmnya sekalipun.

Film berdurasi 90 menit yang disutradarai oleh Roy Chow ini merupakan film thriller-psikologi yang cukup mengerikan. Selain adegannya yg didominasi darah dan kebrutalan, dedikasi dan pendalaman karakter yg dilakukan Aaron Kwok patut diacungi jempol. Selama 1 bulan shooting, Aaron Kwok tidak pernah tidur. Sakin kuatnya, dia digelari "The Iron Man Kwok" oleh para kru film. Namun dampak dari kelelahan yg dialaminya, Aaron Kwok menjadi sangat emosional, tertutup, dan sering duduk menyendiri sambil memandangi orang dengan pandangan yg sangat menyeramkan. Kemampuannya menjiwai peran, berhasil membuat para kru berpikir kalo Aaron Kwok mengalami gangguan jiwa saat memerani film ini.

Tatapan seram Aaron Kwok diabadikan fotografer Wing Shya dan dijadikan sebagai poster untuk film Murderer ini. Hasilnya? Sungguh luar biasa...!!! Setiap orang yg memandangi poster itu merasakan kengerian yang menakutkan. Begitu mengerikannya poster itu, sampai pihak MTR Hongkong melarang pemasangan poster itu di semua stasiun kereta bawah tanah Hong Kong.

Film yg dirilis di Hong Kong 9 July 2009 silam ini sempat menduduki tangga teratas Box Office di beberapa negara Asia, termasuk Singapura, Hongkong, China, dan Jepang. Ini adalah film thriller yang sangat menegangkan dan sangat menarik utk disimak. Jika Anda masuk kategori "penakut", saya sarankan : Jangan sekali pun menatap poster film ini !!! Bisa bikin Anda bermimpi buruk. Beneran...!!!!

Senin, 09 November 2009

Grace (2009)

Tahun ini, ada dua film horror-thriller yang harus masuk dalam catatan "wajib tonton" kita. Yang pertama adalah Orphan dan yang kedua adalah film ini. Mengapa?

Orphan adalah sebuah film thriller dengan ending-twist yang mengejutkan. Tema yang diusung pun cukup kontroversial dan mengejutkan banyak orang.

Sedangkan film Grace, juga sama kontroversialnya. Tema yang diangkatnya pun bikin merinding siapapun yang sudah menontonnya. Jika ada Penghargaan untuk Kategori Film Horror / Thriller terbaik tahun ini, saya yakin salah satu dari kedua film itu bisa memperolehnya.

Mari kita bicara soal film Grace. Film yang disutradarai Paul Solet ini awalnya adalah sebuah film pendek yang dibintangi oleh Liza Weil dan Brian Austin Green (naskah dan penyutradaraan dikerjakan oleh Paul Solet), dan beredar secara terbatas di ajang festival film horror Fangoria Weekend of Horrors, Juni 2006 silam. Melihat animo penonton yang besar dalam film itu, maka berbekal modal yang diperoleh dari festival itu, Paul Solet mengembangkan cerita film ini menjadi film panjang berdurasi 85 menit.

Ceritanya memang gak lazim : Sepasang suami-istri Michael Matheson (diperani Stephen Park) dan istrinya yang hamil tua, Madeline (Jordan Ladd) mengalami kecelakaan lalu-lintas. Michael meninggal dunia, dan Madeline selamat. Dalam pemeriksaan, dokter menemukan kalau bayi dalam kandungan Madeline telah meninggal. Karena itu Madeline diminta menggugurkan kandungannya itu. Madeline menolak kenyataan bahwa bayinya telah meninggal.

Dibantu oleh seorang bidan bernama Patricia, Madeline berjuang untuk menghidupkan bayinya lagi. Perjuangannya berhasil. Sang bayi akhirnya hidup dan dapat lahir dengan normal. Namun, bayi yang dinamakan Grace itu ternyata tidak mampu menerima ASI (air susu ibu) yang diberikan ibunya. Di tengah kefrustrasian karena tidak mampu menyuapi anaknya, secara tidak sengaja Grace melukai payudara ibunya. Darah keluar deras, dan Grace dengan lahap meminum darah ibunya.

Menyadari bahwa Grace hanya mau minum darah, Bidan Patricia membeli daging sapi segar dan memeras darah daging itu lalu memasukkannya ke dalam botol. Tapi Grace tidak bisa meminum darah sapi dan hanya mau meminum darah ibunya. Daripada Madeline mati kehabisan darah, tidak ada jalan lain yang bisa dilakukan selain mencari korban untuk diambil darahnya guna memenuhi keinginan si bayi. Maka Madeline dan Bidan Patricia pun mulai mencari korban untuk dihabisi dan darahnya disedot untuk diberikan pada Grace. Bahkan dokter keluarga mereka, Dr. Sloan, dan mertua Madeline pun ikut jadi korban keganasan Madeline dan Bidan Patricia.

Di akhir film, diceritakan Patricia dan Madeline telah berubah penampilan. Mereka melarikan diri , menghindari kejaran polisi karena telah terbukti membunuh orang untuk diambil darahnya dan diberikan pada Grace. Di saat pelarian itu, Grace sudah berusia lebih dari tiga bulan. Giginya telah tumbuh. Dia sekarang tidak hanya butuh darah, tetapi juga makanan padat.

Film ini mendapat sambutan yang hangat dari para penonton, terutama penonton Amerika karena film ini mengusung tema dan konsep feminisme serta perilaku dan interaksi antara bayi dan ibunya. Walau salah satu tujuan pembuatan film ini adalah untuk memberikan penjelasan manfaat dan kegunaan dari Air Susu Ibu pada Bayi, namun film ini mengundang kontroversi dan protes karena disajikan dengan gaya yang sangat "menyeramkan" dan "sedikit" brutal. Tidak sedikit orang yang merasa miris ketakutan saat menontonnya. Bahkan tercatat dua orang penonton pingsan saat menyaksikan pemutaran film ini di Festival Film Sundance beberapa waktu lalu.

Secara garis besar, film ini memiliki kualitas yang sangat baik. Disajikan dengan sederhana, namun cukup mengundang decak kagum dan takut.

Anda punya nyali untuk menonton film horror-thriller yang super seram? Cobain film ini.....